Universitas Islam Malang (Unisma) memastikan tidak memiliki keberpihakan politik terhadap salah satu pasangan bakal calon presiden (bacapres) dan calon wakil presiden (bacawapres). Hal itu disampaikan oleh Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri MSi usai kegiatan sharing session yang digelar Rabu (1/11/2023) siang.
Dalam kesempatan tersebut, sebenarnya tiga pasangan bakal capres dan bakal cawapres diundang untuk menjadi narasumber. Yakni pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, serta Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Namun sayangnya, dari ketiga pasangan tersebut, yang hadir hanyalah Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Menyikapi hal tersebut, Prof. Maskuri tak banyak ambil pusing. Sebab, tentu ketiga pasangan itu memiliki kesibukan masing-masing.
“Bagi kami biasa saja. Harapan kami memang hadir semua. Tentu Unisma tidak berpihak kepada salah satu calon. Kami sudah ikhtiar kepada semua timses-nya maupun ormas terdekat untuk mengundang,” terang Prof Maskuri.
Dirinya menyebut bahwa Unisma sebagai lembaga pendidikan akademik berusaha untuk memberikan ruang bagi bakal capres dan bakal cawapres untuk menyampaikan gagasannya kepada pemuda dan kalangan mahasiswa. Tentu gagasan terkait upaya dalam membangun bangsa.
“Maka bagi kami mengajak bacapares menyanpaikan gagasan ide dan visi misi soal ekonomi pendidikan dann kebudayaan. Agar para pemuda tahu bahwa bagainana gagasan beliau dalam membangun bangsa ini,” jelasnya.
Termasuk di dalamnya upaya percepatan pelaksanaan pembangunan menuju generasi Indonesia emas di tahun 2045 mendatang. Pemuda yang ada saat ini akan beralih dan memegang estafet kepemimpinan dalam memimpin negeri.
“Sehingga ini sebenanrya momentum yang tepat sebelum pilpres. Sebenarnya beliau sudah kami beri ajang. Urusan beliau datang atau tidak, urusan masing-masing,” terang Prof Maskuri.
Menurut dia, sebagai tokoh di negeri ini, ketiga pasangan bakal capres dan bakal cawapres itu tentu memiliki kesibukan masing-masing yang tidak dapat ditinggalkan. Apalagi beberapa di antaranya juga masih ada yang sedang aktif sebagai pejabat negara.
“Ada aktivitas yang tidak bisa ditinggalkan. Termausk Mas Gibran. Kalau Pak Mahfud, kami dengar karena beliau masih aktif sebagai menko polhukam, sehingga kalau keluar dari hari aktif agak perlu pertimbangan. Kalau weekend mungkin bisa dipertinbangkan,” pungkas Prof Maskuri.
sumber : jatimtimes