The 2nd International Conference, Unisma Gandeng Perguruan Tinggi Lintas Negara

Universitas Islam Malang (Unisma) menyelenggarakan The Second Internasional Conference on Multidisciplinary Science For Humanity In The Era of Society 5.0. Ini menjadi upaya Unisma dalam menguatkan posisi di level internasional.

Rektor Unisma Prof Dr Maskuri MSi menjelaskan, konferensi  ini melibatkan banyak mahasiswa hingga praktisi dari berbagai perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri. Dalam konferensi ini dilakukan kajian tentang multidisiplin ilmu.

“Jadi terkait persoalan-persoalan agama, ilmu pendidikan, tentang kesehatan, engineering, budaya, ekonomi, sosial, hukum dan yang lainnya,” ujarnya. 

Permasalahan global dari berbagai perspektif itu dikupas dan dikelompokkan dalam tiga tema besar pembahasan, yakni ilmu pendidikan agama, sosial dan sains teknologi sehingga mampu memberikan berbagai pandangan ilmiah.

Gelaran internasional oleh Unisma ini diikuti oleh lebih dari 16 negara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Austria, Australia, United States Amerika, Filipina, Taiwan, Palestine, Saudi Arabia, Sudan, Rusia, Yaman, Thailand, Korea Selatan, Timor Leste, hingga Uzbekistan.

“Mereka akan mempresentasikan hasil-hasil riset sesuai dengan bidangnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, dengan konferensi lintas negara ini kemampuan dosen dalam memahami ilmu pengetahuan dalam memahami akan lebih berkembang. Di sini menjadi bagian dari pertukaran pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan kajian yang dilakukan masing-masing.

“Suatu saat nanti kita juga akan melakukan join riset bersama, penelitian bersama. Ini nantinya juga akan jadi prosiding bertaraf internasional, arahnya ke sana (Scopus),” tuturnya.

Konferensi ini berlangsung selama dua hari pada 16 dan 17 Desember 2022 di kampus Unisma. Konferensi dikemas dalam dua sesi, sesi pleno (Plenary Session) dan sesi paralel (Parallel Session).  “Jadi Plenary itu kita mengambil tokoh-tokoh nasional dan internasional yang akan menyampaikan tentang pemikiran-pemikiran besarnya. Setelah Plenary masuk ke paralel, yang kemudian langsung masuk spesifik pada hasil-hasil riset yang dilakukan masing-masing penyaji,” pungkasnya.

sumber : https://jatimtimes.com/