Upaya Mengatasi Masalah Pemanasan Global dan Keterbatasan Lahan Tanam Di Wilayah Perkotaan Bersama Tim RKM Unisma

Upaya Mengatasi Masalah Pemanasan Global dan Keterbatasan Lahan Tanam Di Wilayah Perkotaan, Tim RKM Unisma Memperkenalkan Metode Vertikultur Pada Warga Perum Pondok Permata Suci Gresik

Peduli terhadap masalah suhu di kabupaten Gresik yang kian hari semakin meningkat karena banyaknya pabrik besar dan ratusan kendaraan bermotor yang setiap hari beroperasi disana, ditambah lagi dengan masalah keterbatasan lahan yang dialami oleh sebagian besar masyarakat yang tinggal di wilayah perumahan yang dekat dengan kawasan perindustrian tersebut, Tim RKM Unisma Malang yang diketuai oleh Nur Anizah kembali mengkampanyekan pentingnya penghijauan di lingkungan sekitar dengan memperkenalkan metode bercocok tanam secara vertikultur sebagai salah satu upaya mengatasi keterbatasan lahan tanam di wilayah perkotaan dan tentunya juga dapat membantu mengurangi dampak dari pemanasan global yaitu peningkatan suhu bumi.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Sasaran kegiatan kali ini adalah warga RW 21 perumahan pondok permata suci Gresik. Kegiatan ini berlangsung selama 2 minggu dan dilakukan secara bertahap. Kegiatan tahap pertama dilakukan pada hari minggu, 23 Februari 2020 dan diikuti sekitar 40 warga yang berasal dari berbagai kelompok, mulai dari bapak dan ibu RT, ibu-ibu PKK, hingga pemuda karang taruna desa Suci, diawali dengan pembukaan dan sambutan dari ketua RW 21, dan dilanjutkan dengan sambutan sekaligus penyampaian materi tentang cara bercocok tanam pada lahan sempit dengan metode vertikultur oleh tim mahasiswa. Untuk lebih memantapkan materi yang telah dipaparkan sebelumnya, tim mahasiswa juga mengajak seluruh warga peserta penyuluhan untuk menanam sayur bersama pada media yang sebelumnya telah disiapkan oleh tim. Pertama, warga dibagi menjadi beberapa kelompok dengan satu ketua tiap masing-masing kelompok. Kemudian masing-masing kelompok menanam sayur bersama dengan mengikuti arahan dari tim mahasiswa. Hasil dari kegiatan tanam bersama ini kemudian dibagikan kepada masing-masing ketua kelompok untuk dirawat di rumahnya. Sesudah menanam bersama, dengan dipandu oleh tim mahasiswa, warga kemudian digiring untuk berdiskusi bersama terkait dengan kelebihan dan kekurangan yang dirasakan oleh warga dalam penerapan metode tanam secara vertikutur ini. Kegiatan diskusi kali ini berlangsung sangat kondusif, banyak warga yang menyampaikan aspirasi positif terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

“Jujur, saya adalah seorang wanita pekerja, biasanya untuk me-refesh kembali otak saya setelah seharian lelah bekerja, saya hanya memainkan gadget yang justru itu membuat mata saya semakin lelah. Tapi setelah mengikuti kegiatan tanam bersama ini tadi, saya merasa bahwa ternyata kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk menyegarkan otak kembali ya, sepertinya saya akan menyukai jika kegiatan semacam ini terus diadakan dan bisa menjadi agenda dari RW dan kelurahan,” ujar salah satu ibu-ibu peserta penyuluhan.

“Kami benar-benar merasa senang atas terlaksananya kegiatan semacam ini di wilayah kami, sebelumnya kami sebagai pemuda karang taruna sedikit kebingungan jika ingin merintis usaha, terutama untuk menentukan bidang usaha apa yang akan kami tekuni, melihat era sekarang banyak usaha yang bergerak pada bidang bisnis online, sementara tidak semua dari kami memiliki kemampuan untuk mengelolanya. Tapi setelah mendapatkan penyuluhan dan pendampingan ini, kami merasa ada ilmu baru yang bisa kami pakai untuk ide bisnis, karena dunia pertanian adalah dunia kita, Indonesia, jadi saya rasa semua orang pasti bisa melaksanakan dan mengembangkannya”. Ujar ketua pemuda kerang taruna desa suci.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Setelah kegiatan penyuluhan dan pendampingan, dua minggu setelahnya, Tim mahasiswa RKM Unisma pada hari minngu, 08 Maret 2020 kembali mendatangi wilayah perumahan. Kali ini konsep kegiatannya berbeda, jika pada kegiatan tahap pertama warga dikumpulkan di balai RW, maka pada kegiatan tahap kedua ini mahasiswa blusukan ke rumah-rumah warga untuk melihat perkembangan dan kendala apa yang dialami warga selama dua minggu menerapkan metode tanam ini.

“Sebenarnya harapan saya dari terlaksananya kegiatan ini tidak muluk-muluk, yang saya inginkan hanyalah warga perumahan kembali sadar akan pentingnya penghijauan dilingkungan sekitar, mengingat rata-rata warga perumahan itu sangat sibuk ya, hampir sebagian besar itu pekerja, baik yang laki-laki ataupun yang perempuan, mulai dari pagi sampai sore kadang sampai malam, sehingga terkadang kondisi lingkungan itu kurang diperhatikan, tapi jika ada point-point baru yang bisa dikembangkan dari kegiatan ini, misalnya bisa dijadikan sebagai salah satu ide bisnis, saya rasa itu hadiah ya. Yang jelas saya pribadi sangat senang sekali melihat antusias warga cukup besar terhadap kegiatan semacam ini, saya yakin jika memang ada satu saja komunitas peduli lingkungan yang dibentuk, maka bukan tidak mungkin proses pelestarian lingkungan di wilayah perumahan bahkan mungkin dalam skala yang lebih besar bisa dilakukan secara berlanjut atau bersifat sustainable, dimana hal ini sangat sesuai dengan tujuan dari kegiatan RKMU”. Ujar ketua Tim RKMU pelaksana kegiatan ini.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Pewarta: Nur Anizah, Ketua Tim RKM Unisma Malang