Doktor PAI Muktikultural Unisma Mencetak Ilmuwan Muda yang Tangguh.

Doktor PAI Muktikultural Unisma Mencetak Ilmuwan Muda yang Tangguh.

Gelar Doktor kini telah resmi disandang oleh Winarto Eka Wahyudi. Seorang anak tukang becak motor dari Jombang ini pada hari Jumat (14/02) telah berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan tujuh Guru Besar di Gedung Utsman Ibn Affan, Universitas Islam Malang (Unisma).

Jenjang akademik tertinggi ini ia raih nyaris tanpa kendala berarti, walaupun terlahir dari keluarga yang mempunyai ekonomi terbatas. “Capaian ini, saya yakini bukan dari usaha saya sendiri. Tentu ada percik dan siraman doa dari kedua orang tua yang selalu mengguyur di setiap langkah akademik yang saya lalui” ungkapnya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI unisma.ac.id

Untuk diketahui, bahwa Eka merupakan anak pertama dari pasangan Surip Wahyudi yang saat ini masih berprofesi sebagai penarik becak di stasiun Jombang, sedangkan ibunya bekerja serabutan, kadang jualan teh poci namun kalau sedang luang juga menjadi penjahit.

Sejarah hidupnya dalam meraih jenjang akademik juga ia lalui sambil bekerja. Baik sebagai guru pramuka, guru TPQ, pegawai museum NU yang merupakan ikhtiarnya untuk menyambung hidup selama menjalani perkuliahan. Dengan kerja keras dan ikhtiarnya, pria kelahiran 1990 ini belum genap berusia 30 tahun sudah berhasil menggondol gelar doktor.

Hal membanggakan lainnya, studi S3 ini ia peroleh melalui beasiswa dari Kementerian Agama Republik Indonesia melalui program 5000 Doktor.

Sebagai seorang yang memiliki latar belakang keluarga non-pendidikan, tentu capaiannya ini menjadi sejarah tersendiri. Baik ayah maupun ibunya bukan seorang yang berpendidikan tinggi. Namun karena kegigihannya, ia berhasil mencetak sejarah dalam keluarga.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA MENGUNJUNGI unisma.ac.id

Baginya, yang terpenting adalah berkhidmat. Berusaha memberikan manfaat baik waktu dan pikiran tidak hanya untuk diri sendiri. Eka yang saat ini menjadi pengajar di Universitas Islam Lamongan ini, juga aktif di dalam organisasi kemasyarakatan. Ia tercatat pernah aktif di Ikatan Pelajar NU selama tujuh tahun, kemudian di LTN NU Jawa Timur, dan saat ini diamanahi sebagai ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM NU Lamongan.