Unisma Malang Menuju Akreditasi Internasional

Unisma Malang Menuju Akreditasi Internasional

Unisma Malang Menuju Akreditasi Internasional

MALANG – Unisma Malang tengah mempersiapkan prodi-prodinya untuk terekognisi secara internasional.

Langkah itu sebagai langkah untuk memuluskan target Unisma menjadi perguruan tinggi berstandar internasional pada tahun 2027.

Unisma menghadirkan seorang asesor akreditasi internasional yang juga Wakil Rektor I Bidang Akademik Universistas Islam Bandung (Unisba) Ir. Harits Nu’man, M.T. Ph.D. IPM.

“Kebetulan kalau akreditasi internasional Perguruan Tinggi swasta, Unisba ini jadi nomor satu se Indonesia. Untuk itu kita jalin kembali kerja sama untuk saling bersinergi terkait peningkatan kualitas akademik kelas internasional,” kata Rektor Unisma Prof. Dr. Masykuri, M.Si.

Unisma sempat ditawari Kemristek Dikti terkait dengan pengajuan akreditasi internasional. Namun karena waktu finalisasi pengumpulan berkas yang terlampau dekat, Unisma memutuskan untuk menunda pengajuan dan fokus pada komitmen persiapan yang lebih matang. Agar hasil yang diterima dikemudian hari akan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Saat ini di Indonesia terdapat 27.779 prodi, dan baru sekitar 3.762 prodi yang terakreditasi A. Sedang dari total jumlah prodi terakreditasi A tersebut ada 395 prodi yang berasal dari 31 Perguruan Tinggi atau masih sekitar satu persen yang berhasil terekognisi internasional. Tentu hal tersebut menjadi tantangan bagi Unisma, untuk semakin memacu kualitas pendidikannya baik itu secara nasional maupun internasional.

Ir. Harits pada kesempatan tersebut membagi pengatahuan dan pengalamannya terkait dengan proses rekognisi internasional yang membutuhkan persiapan dari berbagai aspek. Ia menyebut, bahwa prodi harus jeli dalam mengidentifikasi keunggulan dan kelemahannya. Agar kualitas pendidikan bisa terus ditingkatkan melalui rangkaian evaluasi.

“Prodi harus mengetahui bagaimana upaya dalam memanfaatkan kelemahan sebagai kelebihan, yang nanti tentu berdampak pada perbaikan mutu pendidikan di lingkupnya,” imbuhnya.(*)