Ciptakan Generasi Emas, Mahasiswa Unisma Kenalkan Teknologi Sejak Dini

Mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) mengenalkan teknologi pada anak-anak SMP di daerah pelosok. Melalui program Rumah Teknologi untuk Pembelajaran Siswa SMP, para mahasiswa ini berharap dapat menelorkan generasi emas di masa yang akan datang.

Menurut juru bicara program Rumah Kreatif Mahasiswa (RKM) yang membentuk Rumah Teknologi untuk Pembelajaran siswa, Alkamaluddin, mengatakan, programnya ini sengaja menyasar siswa SMP. Pasalnya, pada tingkat sekolah inilah awal memulai belajar teknologi. Meski sebatas teori yang dipelajari, namun hal itu justru merupakan dasar.

“Target kami memang jauh kedepan, yakni 5 sampai 10 tahun mendatang. Dimana melalui pembelajaran teknologi ini akan lahir anak-anak muda yang mampu memproduksi teknologi,” ungkap Alkamaluddin kepada duta.co.

Dijelaskannya, tim RKM Unisma ini memang serius ingin mengubah pola pikir pelajar SMP, terutama yang ada di pelosok, seperti desa Donomulyo Kabupaten Malang. Mereka selama 5 bulan mengenalkan beberapa teknologi seperti Filtrasi air bersih layak minum, solar cell, microbial fuel cell, dan pembangkit listrik tenaga micro hidro atau tenaga air.

“Di desa Donomulyo tanahnya mengandung kapur, demikian juga dengan airnya. Menurut Kepala Desanya, banyak warganya meninggal karena terlalu banyak terpapar zat kapur. Hingga kebutuhan akan air bersih yang bebas dari zat kapur menjadi kebutuhan penting di sana,” ujar Alkamaluddin.

Namun, dituturkan oleh mahasiswa Fakultas Teknik Mesin Unisma ini, keinginan membuat alat filterisasi air tersebut agar gagasannya lahir dari generasi muda sekitar saja.

Menurutnya, mahasiswa Unisma bisa saja langsung membuat alat tersebut, tapi mereka meyakini itu tidak akan awet, sebab mahasiswa tidak bisa menetap di sana. “Maka perlu campur tangan pemuda sekitar untuk menggagas, mengembangkan, serta merawat dan menjaga teknologi-teknologi yang lahir di sana,” imbuhnya.

Lebih dari itu, lanjut dia, lewat pembelajaran ini pula, mahasiswa Unisma mengarahkan pendidikan siswa SMP Donomulyo untuk sejak dini sudah merencanakan kelanjutan pendidikannya ke masa depan.

“Kurangnya pengenalan teknologi sejak dini berdampak siswa Indonesia hanya menjadi juara olimpiade. Namun justru belum paham cara implementasi dari teori-teori yang telah dipelajari,” tukasnya.

Diakui Ketua program Rumah Teknologi untuk Pembelajaran siswa SMP ini, bahwa dampak dari program RKM berjangka panjang, tidak bisa hanya beberapa bulan. RKM juga memberi pendampingan sesuai bakat minat khususnya terhadap teknologi. Pengenalan teknologi sejak dini diharapkan generasi mudah 5 atau 10 tahun kedepan di Donolmulyo dapat menjadi produsen teknologi.

“Ukuran keberhasilan tidak pada penguasaan teori namun seberapa jauh para siswa kedepan nantinya dapat menerapkan terhadap gagasan teknologi. Targetnya 25 tahun lagi kaum muda di Kabupaten Malang dan generasi emas Indonesia mampu bersaing di dunia internasional,” kata Alkamaluddin, dengan optimis.

Rumah Teknologi untuk Pembelajaran siswa SMP yang termasuk RKM Unisma terdiri dari 6 mahasiswa. Di antaranya adalah Alkamaluddin dari Fakultas Teknik Mesin, sedangkan Intan Rifaini, Indana Zulfa dan Indha Fitrotin Azizah, ketiganya dari Fakultas Teknik Sipil, serta Nur Eka Agustin dari FKIP Matematika dan Moh Yasak dari Teknik Elektro.

Sumber: DUTA MASYARAKAT, 29 April 2020