Unisma Raih Hibah Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka

MALANG – Universitas Islam Malang (Unisma) telah membuktikan diri sebagai kampus kreatif dengan pola pikir yang out of the box. Gagasan dan ide-ide hebat yang dimunculkan, selalu dengan cara yang tidak biasa. Hasilnya pun mengagumkan dengan pencapaian berbagai prestasi.

Kepercayaan pun terus mengalir ke Kampus Hijau Nahdlatul Ulama ini. Termasuk dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Unisma mendapat kepercayaan berupa hibah untuk pelaksanaan porgram Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Hibah ini bertujuan untuk memberikan stimulasi pada perguruan tinggi, agar segera melakukan perombakan kurikulum. Dan juga membangun mitra kerja sama dengan industri, perguruan tinggi yang lain, dan balai-balai atau institusi yang terkait dengan prodi yang ada. Baik di dalam maupun luar negeri.

Rektor Unisma, Prof Dr H Maskuri MSi, mengatakan perombakan kurikulum dilakukan sebagai upaya mewujudkan konsep pembelajaran yang tidak sekedar pengkajian teori. Tetapi juga memberikan porsi untuk praktek melalui program pemagangan dan research and development.“Perbandingannya 40-60. Sebanyak 60 persen diterapkan melakukan pemagangan. Tetapi pemagangan yang disertai dengan riset atau research and development (RnD). Ini yang kami terapkan di Unisma dalam memberikan nuansa kurikulum baru untuk merdeka belajar atau kampus merdeka,” ujarnya.Seiring dengan persiapan tersebut, kata dia, kurikulum juga sedang dilakukan perombakan.

Bukan lagi rekonstruksi tetapi perombakan total. Masing-masing prodi juga memiliki distingsi atau keunggulan dari kampus lain.Dia menjelaskan, hibah kampus merdeka tentu saja tidak diberikan kepada sembarang perguruan tinggi. Ada beberapa syarat yang harus dicapai. Salah satunya kampus dengan pola pikir yang jauh ke depan dan out of the box. Menurutnya, Unisma kini memiliki konsep baru dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam hal ini bidang pengabdian pada masyarakat. Program yang biasanya bernama Kuliah Kerja Nyata (KKN), tahun depan akan berganti nama menjadi Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM).

Dengan embel-embel kandidat sarjana, performa mahasiswa akan berbeda. Akan ada nilai keseriusan dan tanggung jawab yang lebih besar. “Termasuk juga untuk mahasiswa Program Pascasarjana. Nantinya ada Kandidat Magister Mengabdi (KMM) dan Kandidat Doktor Mengabdi (KDM). KSM tidak sekedar kegiatan pengabdian. Tetapi menghasilkan luaran yang bisa dipublikasikan berupa jurnal yang bereputasi,” jelasnya.“Misalnya terindex di Science and Technology Index (SINTA) dengan bereputasi internasional. Dan hasilnya bisa dipubilkasi di media. Jadi bukan sekedar kegiatan. Itu target-terget kita dengan pola pikir yang tidak biasa,” tukas Prof Maskuri.